BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem kardiovaskuler merupakan salah
satu sistem yang sangat penting dalam tubuh manusia, dimana dalam sistem ini
berfungsi menyalurkan darah ke seluruh jaringan tubuh atau organ manusia. Namun
seiring berjalannya waktu, banyak di temukan berbagai penyakit yang menyerang
sistem kardiovaskuler yang dapat mengganggu daya kerja jantung itu sendiri.
Namun dalam hal ini hanya membahas satu diantara sejumlah penyakit tersebut
yakni Distritmia dan masalah konduksi .
Distritmia itu sendiri merupakan gangguan irama jantung akibat perubahan
elektrofisiologis sel-sel miokard yang pada akhirnya mengakibatkan gangguan
irama,frekwensi,dan konduksi.
1.2 Tujuan
Pembahasan makalah ini bertujuan untuk memberikan
gambaran tentang penyakit distrimia yang di mulai dari pengertian, penyebabnya,
patofisiologinya, tipe-tipe distritmia, sampai pada asuhan keperawatan penyakit
tersebut.
BAB
II
PEMBAHASAN
Asuhan
Keperawatn Disritmia
2.1.Pengertian
Disritmia
adalah gangguan irama jantung akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokard
yang pada akhirnya mengakibatkan gangguan irama, frekuensi,dan konduksi.
2.2
Faktor Predisposisi
Faktor-faktor
predisposisi yang bertanggung jawab terhadap kejadian disritmia meliputi
hal-hal berikut ini.
2.2.1 Ateriosklerosis koroner(iskemia/injuri
jaringan miokard).
2.2.2 Hipoksemia.
2.2.3 Pengaruh sistem syaraf otonom(simpatis dan
parasimpatis).
2.2.4 Gangguan metabolisme(asidosis laktat karena
gangguan perfusi jaringan).
2.2.5 Kelainan hemodinamik.
2.2.6 Obat-obatan(keracunan digitalis atau keracuna
quinidine).
2.2.7
Ketidakseimbangan elektrolit(hipokalemia,hiperkalemia,hipokalsemia,dan
hiperkalsemia).
Disritmia
diklasifikasikan kedalam dua kelompok
utama yaitu gangguan pembentukan impuls
(otomatisasi) dan penghantaran impuls(konduksi).
2.3 Gangguan Dalam Pembentukan
Impuls(Otomatisasi)
Dalam kondisi normal,SA Node berperan sebagai pacemaker utama jantung dalam
menginisiasi impuls secara reguler antara 60-100 beat per menit(bpm).Jika
terjadi gangguan karena SA Node melepaskan impuls secara abnormal atau karena
suatu pacemaker dari bagian lain (ectopic pacemaker) lebih berperan dalam
mengontrol denyut jantung, maka akan mengakibatkan gangguan pembentukan impuls(Disturbances in impulse Formation).
Disritmia dalam
kategori ini terbagi berdasarkan bagian yang mengalami gangguan pembentukan
impuls.
1.SA
node (sinus disritmia).
2.Atria(atrial
disritmia).
3.Area
AV node (Nodal atau Junctional dysrhithmia).
4.Ventrikel(Ventrikular
disritmia).
Gangguan pembentukan
impuls ini selanjutnya terbagi berdasarkan mekanisme disritmia.Ada 6 mekanisme utama disritmia yaitu
sebagai berikut.
1.Takikardi.
2.Bradikardi.
3.prematur/ectopic beats.
4.Escape beats.
5.Flutter.
6.Fibrilasi.
Klasifikasi disritmia
berdasarkan karena gangguan pembentukan
impuls meliputi hal-hal berikut ini.
1.SA node atau sinus disritmia.
a.Sinus takikardi.
b.Sinus bradikarti.
c.Sinus disritmia.
d.Wandering Pacemaker.
e.Sinoatria Arrest.
2.Atrial Disritmia.
a.Prematur Atrial Contraction(PAC).
b. Atrial Takikardi.
c.Paroxysmal Supra
Ventricular Tachikardia(PSVT).
d.Atrial Flutter.
e.Atrial Fibrilasi.
f.Atrial Standstill.
3.AV node area (Junctional)disritmia.
a.Premature Junctional
Contraction.
b.Passive Junctional
Rhythm(eschape beats).
c.Paroxysmal Junctional
Tachycardia.
d. Non-Paroxysmal Junctional
Tachycardia.
4.Ventricular disritmia.
a.Premature ventricular
Contraction(PVC).
b.Ventricular
Tachycardia(VT).
c.Ventricular
Fibrilation(VF).
a.
Sinus
takikardi
Nodus
sinus dipercepat dan menghasilkan impuls dengan frekuensi≥ 100 bpm,dengan batas sampai 160-180 bpm.Penyebab sinus
takikardi adalah faktor yang meningkatkan stimulasi simpatis yaitu
stres,aktivitas,efek obat ventolin dan stimulan(kafein,nikotin),demam,anemia,hipertiroidisme,CHF,serta
syok.Pemberian obat atropin (menghambat tonus vegal) dan katekolamin dapat
menimbulkan takikardi.Takikardi persisten(menetap) memperburuk kondisi
patologis yang mendasari pada klien dengan iskemia miokard karena memendeknya
fase diastolik(waktu pengusian ventrikel)dan meningkatkan kebutuhan oksigen
miokard.
Site of Origin : SA Node
Frekuensi : 101-150 beat per menit (bpm)
Irama : Regular
Gelombang P : Selalu ada sebelum QRS, ukuran dan
bentuk sama
Interval PR : 0,12-0,20 detik
Kompleks QRS : < 0,12 detik; bentuk dan ukuran
sama
b.
Sinus
Bradikardi
Nodus
sinus menghasilkan impuls dengan frekuensi<60
bpm.Bradikardi terjadi sebagai akibat
dari aktivasi berlebihan sistem saraf parasimpatis pada SA node,hambatan atau
block konduksi di SA node atau AV node; atau hilangnya otomatisasi miokard.
Bradikardi
dapat ditemukan pada atlit dengan
tingkat latihan yang tinggi,nyeri hebat,hipotiroidisme,infark/iskemia miokard
inferior,efek terapi digitalis,cedera akut medula spinalis,pemberian obat
β-bloker,verapamil,dan diltiazem.Klien dengan gangguan fungsi jantung yang
berat tidak mampu mengompensasi slow rate
dengan peningkatan volume sekuncup sehingga sangat berpotensi terhadap
penurunan curah jaantung,CHF,dan disritmia ventrikel lethal.
Site of Origin : SA Node
Frekuensi : < 60 beat per menit (bpm)
Irama : Regular
Gelombang P : Selalu ada sebelum QRS, ukuran dan
bentuk sama
Interval PR : 0,12-0,20 detik
Kompleks QRS : < 0,12 detik; bentuk dan ukuran
sama
c.
Sinus
Disritmia / Sinus Arrhytmia
Gangguan irama dimana
interval R-R(dari interval terpendek dan interval terpanjang) pada strip EKG bervariaasi>0,12 detik.Keadaan ini
dapat terjadi setelah peningkatan tonus vegal(pemberian digitalis atau morphin).
d.
Wandering
Pacemaker
e.
Sinoatria
Arrest
Nodus
sinus gagal membawa 1 atau lebih impuls,mengakibatkan pause yang bervariasi durasinya karena tidak ada depolarisasi
atrial. Pause
berakhir jika fungsi pacemaker
diambil alih oleh junction,ventrikel atau pulihnya fungsi nodus.
Penyebab sinotrial arrest adalah infark
miokard,serabut fibrotik,serta efek digitalis,β-bloker,dan calcium chanel
bloker.
f.
Prematur
Atrial Contraction(PAC)
PAC terjadi saat impuls ektopik atrial muncul lebih dini sebelum
SA node dan impuls ini dikonduksi dengan pola normal melalui AV node ke
ventrikel.Pola EKG menggambarkan gelombang P yang tampak premature (sangat dekat dengan gelombang T)
atau tenggelam dalam gelombang T terdahulu. Penyebab PAC pada umumnya adalah
kafein, alkohol, stres, hipoksia, hipokalemia, iskemia miokard,dan keracunan
digoxin.PAC dapat terjadi sebagai respons terhadap iskemia dan normalnya tidak
berbahaya. Namun, PAC dapat mengawali atau mempercepat terjadinya atrial
flutter atau atrial fibrilasi(AF).
Site of Origin : Atria
Frekuensi : Bervariasi tergantung irama
yang mendasari
Irama : Denyutan prematur
(PAC) muncul lebih dini dibandingwaktu dari denyutan normal. Setelah PAC
didapatkan masa pause sebelum muncul denyutan normal berikutnya.
Gelombang
P : Mungkin bentuknya abnormal
atau inversi; berbeda darigel P lainnya.
Interval PR : 0,12-0,20 detik
Kompleks QRS : < 0,12 detik; bentuk dan ukuran
sama
g.
Paroxysmal
Supra Ventricular Tachikardia(PSVT)
Menggambarkan
irama atrium dengan frekuensi 150-250
denyut/menit yang disebabkan oleh pelepasan impuls yang cepat(rapid)oleh fokus ektopik di
atrium.Biasanya muncul dan hilang secara tiba-tiba,seringkali didahului
PAC.Pola EKG menggambarkan gelombang P tersembunyi dalam kompleks QRS atau
mendahului gelombang T.Gelombang T negatif di lead II,III,aVF akibat retrograde conduction dari AV node ke
atrium.
Site
of Origin : Di atas Bundle of
His. Tachycardia timbul dari atria -paroxysmal atrial tachycardi (PAT) atau AV
Junction - paroxysmal junction tachycardi (PJT).
Frekuensi : 151-250 bpm
Irama : Regular
Gelombang
P : Sulit diidentifikasi, tersembunyi
atau tenggelam dalam gelombang T
Interval PR : Tidak dapat diukur
Kompleks QRS : < 0,12 detik; bentuk dan ukuran
sama
Onset : Mulai dan
berhenti mendadak
h.
Atrial
Flutter
Atrial
flutter adalah irama ektopik atrial yang
cepat dengan frekuensi 250-350 denyut/menit.Gambaran pola EKG berupa bentuk
gigi gergaji(picket fence)dari
gelombang P,kompleks QRS biasanya normal.Penyebab Atrial flutter antara lain
gagal jantung,peningkatan sekresi katekolamin,dan injuri pada SA node.
Site of Origin : Satu sisi atrial
Frekuensi : a. Frekuensi atrial: 250-350
bpm
b. Frekuensi
ventrikular biasanya 60-100 bpm tergantung pada blok. AV node tidak mampu mengkonduksikan
semua impuls atria dan memblok setiap impuls ke 2, 3, 4.
Irama : Regular
Gelombang
P : Tidak tampak, ditempati
gelombang flutter yang berbentuk seperti gigi gergaji di antara QRS kompleks
Interval PR : Tidak dapat diukur
Kompleks QRS : < 0,12 detik; bentuk dan ukuran
sama
i.
Atrial
Fibrilasi
Atrial
fibrilasi merupakan irama ektopik atrial
yang cepat denga frekuensi 400-650 denyut/menit.Atrial flutter biasanya
disebabkan oleh peningkatan sekresi
katekolamin, injuri SA node, gagal jantung,dan penyebab lainya.Arial
flutter/fibrilasi baik akut maupun kronik biasanya menyertai RHD,kerusakan
katup jantung,cor pulmonale,serta coronary
artery desease yang mungkin bersifat patologis maupun non-patologis.Rapit
atrial flutter/fibrilasi menurunkan curah jantung sebagai akibat dari tidak
sempurnanya pengisian ventrikel(short
cardiac cycle) dan peningkatan kebutuhan oksigen miokard.
Site of Origin : Atria (lebih dari satu fokus
ektopik)
Frekuensi : a. Frekuensi atrial 350-500
atau lebih
b. Frekuensi
ventrikular.
1. <60 bpm (respons
ventrikel lambat/slow AF)
2. 60-100 bpm (AF
terkontrol)
3. 101-150 bpm (respons
ventrikel cepat/fast AF)
4. >150 bpm (AF
tidak terkontrol)
Irama : Iregular
Gelombang
P : Tidak tampak, ditempati
oleh gelombang fibrilasi di antara kompleks QRS
Interval PR : Tidak dapat diukur
Kompleks QRS : < 0,12 detik; bentuk dan ukuran
sama
j.
Premature
Junctional Contraction
Impuls
ektopik dari suatu fokus ektopik di pertemun AV,terjadi secara prematur sebelum impuls sinus berikutnya.Pola EKG
menggambarkan QRS kompleks menyempit(<0,12detik),gelombang P yang tampak
terbalik di lead II,III,aVF;dapat muncul sebelum,selama,atau setelah QRS
kompleks. Hal ini karena konduksi retrograde ke atrium.
k.
Premature
Ventricular Contraction(PVC)
Denyut
ektopik yang muncul prematur di ventrikel.Pola EKG menggambarkan QRS kompleks
muncul prematur,melebar,dan bentuknya
aneh; serta defleksi gelombang T yang berlawanan dengan QRS kompleks.PVC
menggambarkan iritabilitas miokard yang biasanya berubungan dengan infark
miokard, keracunan digitalis, spasme
arteri,koroner,hipoksia,perubahan posisi lead-lead pacemaker sementara. Penyebab
lain PVC adalah hipokalemia,
kafein, nikotin,s tress,atau kelelahan. PVC
yang multifokal mengakibatkan penurunan curah
jantung dan meningkatkan peluang terjadinya disritmia ventrikel yang bersifat
lethal seperti VT(Ventricular Tachycardia)
atau henti jantung akibat VF (Ventricular
Fibrilation).Intractable ventricular disritmia yang tidak memberi respons
terhadap pengobatan menggambarkan adanya anuerisma ventrikel.
Jika
PVC muncul mengikuti setiap denyut sinus tersebut PVC bigemini. Jika
PVC muncul mengikuti 2 denyut sinus secara berurutan disebut trigemini. Jika
PVC hanya muncul dalam satu bentuk(konfigurasi sama pada satu lead)disebut PVC uniformed. Jika PVC muncul dalam dua
atau lebih bentuk(konfigurasi berbeda dalam satu lead)disebut PVC multifokal.Jika muncul 2 PVC dalam satu
baris/berurutan disebut PVC couplet.
Site of Origin : Fokus-fokus ektopik di ventrikel
Frekuensi : Bervariasi tergantung pada
irama yang mendasari
Irama : Bervariasi tergantung
pada irama yang mendasari
Gelombang P : Tidak ada
Interval PR : Tidak terukur
Kompleks
QRS : Melebar, aneh; > 0,12
detik karena rangsangan berasal dari ventrikel.
Unifokal PVC (PVC Unifocal)
Site
of origin : Fokus ektopik di
satu sisi ventikel.
Kompleks
QRS : Ukuran dan bentuk sama.
Multifokal PVC (PVC Multifocal)
Site
of origin : Dua atau lebih
fokus ektopik di ventikel.
Kompleks
QRS : Bervariasi ukuran dan
bentuknya.
PVC Couplet
Site
of origin : Satu atau lebih
fokus ektopik di ventikel.
Kompleks
QRS : Unifokal atau multifokal.
Kejadian : 2 PVC berjajar dalam satu
baris.
R pada T Phenomenon PVC
Kompleks
QRS : Satu atau lebih fokus
ektopik di ventikel.
Kejadian : Unifokal atau multifokal.
Komentar : Gelombang R dari PVC jatuh
pada gelombang T yang mendahului QRS.
Jika
hal ini terjadi, maka merupakan risiko tinggi pencetus serangan takikardi
ventrikel (VT) atau fibrilasi ventrikel (VF).
PVC
Bigemini
Site of origin :
Satu atau lebih fokus ektopik di ventrikel.
Kejadian :
Setiap kompleks QRS normal diikuti munculnya 1 PVC.
Komentar : Jika hal ini terjadi, maka merupakan
risiko tinggi pencetus serangan takikardi ventrikel VT) atau fibrilasi
ventrikel (VF).
PVC Trigemini
Site
of Origin : 1 atau lebih fokus ektopik di
ventikel
Kejadian : Setiap QRS kompleks ketiga adalah
PVC
PVC Quadrigemini
Site
of Origin : 1 atau lebih fokus ektopik di
ventikel
Kejadian : Setiap kompleks QRS keempat adalah
PVC
l.
Ventricular
Tachycardia(VT)
Pola
EKG menggambarkan munculnya ≥3 PVC dalam satu baris,kompleks QRS melebar dan
aneh,dengan frekuensi >100
denyut/menit.
Site of Origin : Satu atau lebih fokus ektopik di
ventrikel
Frekuensi : Biasanya 140-250 bpm
Irama : Biasanya regular
Gelombang P : Tidak ada
Kompleks QRS : Bentuk aneh dan ukuran sama, melebar
atau > 0,12 detik
Gelombang T : Tidak ada
Kejadian : Tiga atau lebih PVC yang
berjajar dalam satu baris, timbul mendadak
m.
Ventricular
Fibrilation(VF)
Depolarisasi ventrikel yang tidak efektif, cepat dan
tidak teratur (inkoordinatif). Pola EKG menggambarkan oscilasi yang tidak teratur.
Site of Origin :
Banyak fokus ektopik di ventrikel
Frekuensi : > 400 bpm atau sulit ditentukan
Irama : Tidak ada interval R-R
Gelombang P :
Tidak ada
Kompleks QRS :
Tidak ada, hanya garis gelombang tidak beraturan
Gelombang T : Tidak ada
Amplitudo gelombang : Kasar atau halus
2.4
Gangguan dalaam Penghantaran Impuls
Suatu
gangguan konduksi menunjukan adanya block/hambatan atau tertundanya penghantaran impuls jantung yang abnormal dari
SA node,melalui bundle branch kiri atau kanan ke sistem Purkinje ke
ventrikel.Block dapat terjadi pada beberapa titik sepanjang jalur sistem
konduksi.
Heart
block menggambarkan perubahan penghantaran melalui jalur konduksi normal(lambat
atau terhambat)dan mungkin sebagai akibat infark miokard yang disertai penurunan aliran darah yang menyuplai SA node
dan/atau AV node;keracunan obat dan pembedahan jantung.Perkembangan heart block dihubungkan dengan
lambatnya frekuensi ventrikel,penurunan
curah jantung,dan meningkatkan peluang terjadinya disritmia ventrikel lethal/ventrikuler standstill(henti
ventrikel).
Klasifikasi
gangguan ini meliputi tiga bagiananatomik utama dengan subdivisi sebagai
berikut.
1. Block
pada SA node atau Atria (Sinoatrial
Blocks)
Frekuensi : Biasanya lambat antara 40-70
bpm
Irama : Reguler, kecuali pada
pause sinus antara kompleks QRS
Gelombang
P : Tidak ada pada denyut yang
hilang, gel P lainnya normal
Interval PR : Tidak ada PR interval selama SA block, PR interval
lainnya normal
Kompleks :
Tidak ada pada denyut yang hilang sebab SA node gagal
QRS :
Melepaskan impuls, yang lainnya normal (<0,12 detik)
2. Block
antara Atria dan ventrikel (Atrio-Ventricular Block/AV Block)
Frekuensi : Normal, 60-100 bpm
Irama : Regular
Gelombang
P : Normal
Interval
PR : Memanjang, >0,20 detik
Kompleks
QRS : Bentuk dan ukuran sama,
<0,12 detik
Frekuensi : Frekuensi ventrikular 60-100
bpm
Irama : Ireguler karena ada
block impuls
Gelombang P : Bentuk normal, jumlah gelombang P melebihi jumlah
kompleks QRS
Interval PR : Memanjang >0,20 detik secara progresif sampai
impuls sinus terblokir dan sebuah kompleks QRS tidak muncul. Setelah itu, interval
PR memendek. Hal ini terjadi berulang-ulang.
Kompleks QRS : Bentuk dan ukuran sama, <0,12 detik
Frekuensi : Frekuensi ventrikular 30-40 bpm atau 40-60 bpm.
Frekuensi atrial biasanya lebih cepat dan tidak berhubungan dengan frekuensi
ventrikular.
Irama :
Irama atrial dan irama ventrikel reguler, tetapi tidak berhubungan
Gelombang P : Jumlah gelombang P melebihi jumlah kompleks QRS, ukuran
dan bentuk normal
Interval PR : Tidak konstan, karena atrial dan ventrikel mempunyai
pacemaker yang terpisah
Kompleks QRS : Bentuk dan ukuran tergantung pada sisi yang terblokir dan
lokasi pacemaker ektopik ventrikel. Kompleks QRS bisa normal (<0,12 detik)
atau melebar (>0,12 detik)
3. Block
pada ventrikel (Intraventrikular blok)
a. Bundle
branch block kiri (Left Bundle Branch Block-LBBB).
b. Bundle
branch block kanan (Right Bundle Branch Block-RBBB).
c. Bilateral
Bundle Branch Block.
d. Ventricular
Standstills.
Selain
klasifikasi diatas,dalam tatanan klinik juga disusun klasifikasi disritmia
berdasarkan prognosis(derajat keseriusan disritmia yang dapat mengancam jiwa).
Klasifikasi
ini menggunakan tiga kategori prognosis
disritmia, yaitu sebagai berikut.
1.
Minor
Disritmia
Gangguan
ini tidak memerlukan perhatian khusus karena biasanya tidak mempengaruhi sirkulasi, namun disritmia ini dapat menjadi
peringatan berkembangnya aritmia yang lebih serius.
Disritmia
yang tergolong dalam kalsifikasi ini adalah sebagai berikut.
a. Sinus
Takikardi
b. Sinus
Bradikardi
c. Sinus
Disritmia
d.
Wandering
Pacemaker
e. Premature
Atrial Contraction(PAC)
f. Premature
Junctional Contraction
g. Premature
ventricular Contraction(PVC) bila infrequent
2.
Mayor
disritmia
Gangguan
ini menurunkan efisiensi pompa jantung
atau pertanda awitan disritmia yang
mematikan. Disritmia ini membutuhkan penatalaksanaan dini atau segera.Disritmia
yang tergolong dalam klasifikasi ini adalah sebagai berikut.
a. Sinus
Takikardi
b. Sinus
Bradikardi
c. Sinoatrial
Arrest/block
d. Atrial
Takikardi
e. Atrial
Flutter
f. Atrial
Fibrilasi
g. Passive
Junctional Rhytm(escape beats)
h. Paroxysmal
Junctional Tachicardia
i.
Non-paroxysmal Junctional Tachicardia
j.
Premature Ventricular Contraction(PVC)
k. Ventricular
Tachicardia(VT)
l.
Ventricular Fibrilation(VF)
m. First-degree
AV block
n. Second-degree
AV Block
o. Third-degree
AV Block
p. Bundle
BRANC Block
3. Death-producing
dysrhytmia
Klasifikasi
disritmia ini merupakan lethal disritmia dan membutuhkan resusitasi segera untuk mencegah kematian.
Disritmia
yang tergolong dalam klasifikasi ini adalah sebagai berikut.
a. Ventriculr
Fibrilation
b. Ventricular
Standstill
2.5
Interprestasi Disritmia Melalui Gambaran EKG
Interpretasi
EKG terhadap disritmia spesifik meliputi analisis terhadap frekuensi,irama,dan
konduksi.Lima tahapan dasar untuk menganalisis EKG guna mengidentifikasi disritmia meliputi hal-hal sebagai berikut.
a.
Hitung frekuensi denyut
jantung.
b.
Tentukan keteraturan
denyutan(irama): interval R-R (irama ventrikel), interval P-P(irama atrial).
c.
Identifikasi dan nilai
gelombang P.
d.
Hitung P-R interval.
e.
Hitung durasi kompleks QRS.
2.6
Penyebab Disritmia
Penyebab disritmia paling umum
adalah gangguan jantung, penyakit
arteri koroner khususnya, gangguan
katub jantung dan gagal jantung.
Banyak
obat resep yang dapat digunakan untuk mengobati gangguan jantung yang dapat
menyebabkan disritmia. Beberapa
disritmia disebabkan oleh adanya kelainan
anatomi yang ada sejak lahir.Umur berkaitan dengan perubahan dalam sistem
listrik jantung yang menyebabkan disritmia lebih terlalu aktif (hipertiroidisme), menghasilkan kadar hormon tiroid yang tinggi, dapat menyebabkan
disritmia cepat. Kelenjar
tiroid yang kurang aktif (hipotiroid)menyebabkan disritmia lambat.
Disritmia cepat juga bisa diakibatkan
karena aktivitas olahraga, stress, emosional, mengkonsumsi alkohol berlebihan, merokok, atau penggunaan obat yang
mengandung stimulan seperti obat flu dan demam. Sedangkan
disritmia lambat diakibatkan oleh nyeri, lapar, kecapekan, gangguan pencernaan, kembung, atau segala sesuatu yang merangsang saraf vagus berlebihan.
2.7
Gejala
Beberapa orang yang mengalami disritmia mungkin
menyadari.Namun kesadaran detak jantung
(palpitasi) bervariasi antar setiap orang. Beberapa orang dapat merasakan
detak jantung yang normal, dan
kebanyakan orang bisa merasakan detak jantung saat mereka berbaring disisi kiri
mereka.
Disritmia memiliki konsekuensi yang
berkisar dari tidak membahayakan hidup
sampai mengancam jiwa atau nyawa.
Keseriusan
disritmia tidak terkait erat dengan keparahan gejala yang ditimbulkannya. Beberapa disritmia yang mengancam
jiwa tidak ada gejalanya, dan
beberapa disritmia tidak membahayakan nyawa menyebabkan gejala yang parah. Seringkali sifat dan keparahan dari
gangguan jntung yang mendasarinya lebih penting daripada disritmianya sendiri.
Ketika disritmia merusak kemampuan jantung untuk
memompa darah, mereka
dapat menyebabkan kelemahan, mengurangi
kemampuan berolah raga,s esak
napas, pusing, pening, dan pingsan. Pingsan terjadi ketika
jantung memompa secara tidak efisien sehingga tidak lagi mempertahankan tekanan
darah yang memadai. Jika
terus berlanjut dapat menyebabkan kematian.
Disritmia
juga dapat memperburuk gejala gangguan
jantung yang mendasarinya,termasuk nyeri dada dan sesak napas.Disritmia
yang menimbulkan gejala membutuhkan perhatian segera.
2.8
Pengobatan
Bagi pasien yang mengidap disritmia yang tidak
berbahaya, untuk
menjamin agar tidak berbahaya dengan pengobatan yang cukup. Kadangkala disritmia
berkurang terjadinya atau bahkan berhenti ketika dokter mengganti obat pasien
atau mengatur ulang dosisnya. Menghindari
alkohol, kafein, atau merokok juga membantu. Menghindari
olahraga keras jika debaran terjadi hanya sewaktu berolah raga.
2.9 Obat
Obat antiritmia berguna untuk menekan disritmia
cepat yang menyebabkan gejala yang tidak bisa ditolerir atau beresiko. Tidak ada satu obatpun yang mampu
mengobati semua disritmia yang dialami setiap pasien.Kadangkala beberapa obat
harus dicoba sampai responya memuaskan.Kadangkala obat antiritmia
memperburuk atau bahkan menyebabkan
disritmia.Efek ini disebut proaritmia.
Nama Generik Obat
|
Efek Samping
|
Keterangan
|
Penghambat
Saluran Sodium
|
||
Disopyramide
Flecainide
Lidocaine
Mexiletine
Moricizine
Phenytoin
Procainamide
PropafenoneQuinidine
Tocainide
|
Disritmia(dapat
menjadi fatal terutama bagi penderita gangguan jantung) Gangguan pencernaan,
pusing/pening, tremor/gemetaran, retensi urin,peningkatan tekanan intraokuler
pada orang yang memiliki glaukoma mulut kering.
|
Obat
ini memperlambat konduksi impuls listrik melalui jantung.Obat ini digunakan
untuk mengobati Denyut ventrikel prematur,takikardia ventrikular,dan fibrilasi
ventrikel dan fibrilasi atrium untuk mengkonversi atau debar atrium ke ritme
yang normal(kardioversi)
|
Beta
Bloker
|
||
Atenolol
Bisoprolol
Metoprolol
Nadolol
|
Denyut
jantung abnormal yang lambat(bradikardi)Gagal jantung,Kejang saluran udara(Bronkspasme)Menjadikan
kadar gula darah rendah,Gangguan sirkulasi di paha, lengan dan kaki,Insomnia,Sesak
napas,Depresi,Fenomena Raynaud,dan kelelahan
|
Obat
ini digunakan untuk mengobati detal ventrikel prematur,takikardia
ventrikel,fibrilasi ventrikel,dan takikardia
supraventrikularparoksismal.Mereka juga digunakan untuk memperlambat laju
ventrikel pada orang dengan fibrilasi atrium atau debar atrium,Orang yang
mengidap asma seharusnya tidak menggunakan obat ini.
|
Penghambat
potasium
|
||
Amiodarone
Bretylium
Ibutilide
Sotalol
|
Disritmia,tekanan
darah rendah(semua untuk amidone)jaringan parut pada paru-paru(fibrosis
paru).Untuk satolol sama dengan efek samping betabloker
|
Abat
ini digunakan untuk mengobati detak ventrikel prematur,takikardi
ventrikel,fibrilasi ventrikel,fibrilasi atrium,dan debar atrium,karena
Amidarone dapat menjadi racun,digunakan jangka panjang hanya pada orang yang
memiliki disritmia serius atau sangat mengganggu.Bretylium hanya digunakan
untuk pengobatan jangka pendek takikardi ventrikel yang mengancam jiwa.
|
Penghambat
kalsium
|
||
Diltiazem
Verapamil
|
Konstipasi
Diare,tekanan darah rendah,kaki bengkak
|
Hanya
penghambat kalsium tertentu yang berguna seperti diltiazem dan
verapamil.Mereka digunakan untuk memperlambat laju ventrikel pada orang yang
telah mengalami fibrilasi atrium dan untuk mengobati takikardi
supraventrikular paroksimal.Memperlambat konduksi impuls listrik melalui
nodus melalui nodus atrioventrikular.Pasien yang menderita sindrom Wolf
Parkinson White tidak dianjurkan mengkonsumsi verapamil atau diltiazem.
|
Digoxin
|
||
|
Mual
muntah disritmia serius serius.Jika dosis terlalu tinggi,xanthopsia(dimana
kondisi penglihatan kuning kehijauan)
|
Digoxin
memperlambat konduksi impuls listrik melalui nodus antriventrikular.Digoxin
digunakan untuk menurunkan tingkat ventrikel pada orang yang mengalami
fibrilasi atrium atau debar atrium dan untuk mengobati takikardi
supraventrikular paroksimal.Obat ini diberikan kepada bayi dan anak-anak muda
mulai umur 10 tahun yang mengidap sindrom Wolf Parkinson White. Tetapi orang
dewasa yang mengidap sindrom ini tidak boleh menkonsumsinya.
|
Nukleosida
Purin
|
||
Adenosin
|
Kejang
pada jalan nafas(Bronkospasne)kemerahan(untuk sesaat)
|
Adenosine
memperlambat kondusi impuls listrik melalui nodus antrioventrikular.Adenosin
digunakan untuk mengakiri episode takikardi supraventrikular parkismal.Orang
yamg menderita asma tidak boleh diberikan obat ini.
|
2.10
Asuhan Keperawatan
2.10.1
Pengkajian
2.10.1.1
Riwayat Keperawatan
1)
Aktivitas/istirahat: keluhan kelemahan
fisik secara umum dan keletihan berlebihan. Temuan fisik berupa disritmia,
perubahan tekanan darah, dan denyut jantung saat aktivitas.
2)
Sirkulasi: melaporkan adanya riwayat
penyakit jantung koroner (90-95% mengalami disritmia), penyakit katup jantung,
hipertensi, kardiomiopi dan CHF. Riwayat insersi pacemaker, Nadi :
cepat/lambat, tidak teratur, palpitasi, skipped beats (denyutan hilang). Temuan
fisik meliputi hipotensi atau hipertensi selama episode disritmia. Nadi
ireguler (skipped beats, pulsus alternans, denyut bigemini, ekstrasistolik)
atau denyut bekurang. Auskultasi jantung ditemukan adanya irama ireguler, suara
ekstrasistole. Kulit mengalami diaforesis, pucat, sianosis. Edema dependen,
distensi vena jugularis (jika ada CHF), penurunan urin output.
3)
Neurosensori: keluhan pening hilang
timbul, sakit kepala, pingsan. Temuan fisik: status mental disorientasi,
confusion, kehilangan memori, perubahan pola bicara, stupor dan koma. Letargi
(mengantuk), gelisah, halusinansi : reaksi pupil berubah. Refleks tandon dalam
hilang menandakan disritmia yang mengancam jiwa (ventrikular takikardi atau
bradikardi berat).
4)
Kenyamanan:keluhan nyeri dada sedang,
berat (infark miokard) tidak hilang dengan pemberian obat anti angina. Temuan
fisik gelisah.
5)
Respirasi: keluhan sesak napas ,batuk
(dengan atau tanpa sputum), riwayat penyakit paru, riwayat merokok. Temuan
fisik perubahan pola napas selama episode disritmia. Suara napas crackles
mengindikasikan edema paru atau fenomena tromboemboli paru (tachydisritmia).
6)
Cairan dan nutrisi: keluhan berupa
intoleransi makanan, mual, muntah. Temuan fisik berupa tidak nafsu makan,
perubahan turgor atau kelembaban kulit. Perubahan berat badan akibat edema.
7)
Keamanan: temuan fisik berupa hilang
tonus otot.
8)
Psikologis: merasa cemas, takut, menarik
diri, marah, menangis dan mudah tersinggung (irritable).
2.10.1.2
Studi
Diagnostik
1)
EKG: menggambarkan pola iskemia, injuri
miokard, atau penyimpangan konduksi. Menunjukan jenis dan sumber disritmia,
efek ketidak seimbangan elektrolit, efek digitalis atau quinide.
2)
Chest x-ray: menggambarkan pembesaran
jantung (kardiomegali) oleh karena disfungsi katup atau ventrikel.
3)
Elektrolit: peningkatan atau penurunan
kadar kalium dan atau kalsium dapat menyebabkan disritmia.
4)
Drug screen: menilai adanya keracunan
obat digitalis atau quinidine.
5)
Hormon tiroid: Peningkatan kadar serum
tiroid (T3 dan T4) dapat mengakibatakan disritmia.
6)
Kecepatan sudimentasi: mengindikasikan
proses imflamasi akut atau aktif (endokarditis).
2.10.2
Diagnosa Dan Intervensi Keperawatan
Resiko
tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan konduksi
elektrik miokard, penurunan kontraktilitas miokard.
Tujuan
Mempertahankan
curah jantung tetap adekuat, tidak berlanjut kepada munculnya tanda atau gejala
dekompensasi.
Kriteria
Hasil
1)
Frekuensi serangan disritmia berkurang.
2)
Klien mampu toleransi terhadap
aktivitas.
3)
Klien tidak mengalami keluhan (tanda dan
gejala) gagal jantung.
Intervenensi
|
Rasional
|
1. Palpasi
nadi (radial, karotis, femoral, dorsum pedis), catat frekuensi per menit,
keteraturan, dan ampliudo (full or thready). Dokumentasikan adanya pulsus
alternan, denyut bigmeni, atau defisit nadi.
|
1-4.
Disritmia menyebabkan penurunan tekanan darah, serta perubahan frekuensi dan
amplitudo nadi yang berakibat menurunnya curah jantungdan perfusi
jaringan/organ. Kondisi ini akan meningkatkan konsumsi oksigen miokard.
|
2. Auskultasi
bunyi jantung, catat frekuensi per menit, irama. Catat adanya ekstrasistole,
hilangnya denyut.
|
|
3. Monitor
tanda vital, dan observasi keadekuatan perfusi jaringan. Laporkan jika
terjadi perubahan tekanan darah, denyut nadi, respirasi yang bermakna; nilai
dan catat Mean Arterial Pressure (MAP), tekanan nadi, perubahan warna atau
suhu kulit, tingkat kesadaran, dan produksi urine selama disritmia.
|
|
4. Tentukan
disritmia dan dokumentasikan melalui rhythm
strip (pada alat monitoring).
a. Takikardi
b. Bradikardi
c. Atrial
disritmia
d. Venrikular
disritmia
e. Heart block
|
|
5. Berikan
lingkungan yang tenang dan nyaman. Jelaskan alasan pembatasan aktivitas
selama fase akut.
|
5-8.
Mengurangi kecemasan yang dapat memicu peningkatan konsumsi oksigen miokard
dan disritmia. Nyeri dada mengindikasikan iskemia miokard.
|
6. Ajarkan
dan anjurkan melakukan teknik manajemen stres (relaksasi, latihan nafas
dalam, dan imajinasi secara terbimbing).
|
|
7. Kaji
lebih lanjut keluhan nyeri dada, dokumentasikan lokasinya, durasi,
intensitas, serta faktor yang dapat mengurangi atau memperparah keluhan.
Catat respon nonverbal nyeri; grimace wajah, menangis, perubahan tekanan
darah dan frekuensi denyut nadi.
|
|
8. Persiapan
peralatan dan obat-obatan resusitasi kardiopulmonar (sesuai indikasi).
|
Intervensi
|
Rasional
|
9. Kolaborasi
a. Monitor
hasil studi laboratorium
· Elektrolit
· Level
pemakaian obat (kadar serum digitalis)
b. Pemberian
oksigen (sesuai indikasi)
c. Pemberian
suplemen kalium (potasium) sesuai indikasi dan hasil elektrolit serum.
d. Pemberian
obat anti-disritmia:
· Tipe
I: disopyramide (norpace), Procainamide (pronestyl), Quinidine: digunakan sebagai
terapi PAC, PVC, disritmia berulang (atrial takikardi, atrial flutter, dan
atrial fibrilasi).hati-hati terhadap efek depresi miokard, jika diberikan
bersama dengan obat yang bersifat potensiasi atau kandungannya serupa.
· Tipe
II: Lidocaine, Phenytoin (dilantin), Ticainide, Mexiletine (mexitil):
merupakan obat pilihan untuk disritmia ventrikel. Efektif terhadap
distritmiayang otomatik dan reentrant atau disritmia yang diinduksi oleh
digitalis. Aksi obat ini tergantung pada jaringan yang dipengaruhi dan kadar
kalium ekstrasel. Obat ini dapat menimbulkan depresi miokard.
· Tipe
III: Propanolol, Nadodol: beta andrenergik bloker digunakan untuk terapi
disritmia yang terjadi akibat disfungsi SA node atau AV node
(supraventrikular takikardi dan atrial flutter atau fibrilasi). Kelompok obat
ini dapat meperburuk bradikardi, menyebabkan depresi miokard jika diberikan
bersama obat-obatan dengan kandungan yang sama.
· Tipe
IV: Bretylium Tosilate terkadang dugunakan untuk menghentikan fibrilasi
ventrikular jika lidocaine atau pronestyl tidak efektif.
· Tipe
V: Veramapil, Nifedipine, Diltiazem: calcium antagonis memperlambat waktu
konduksi melalui AV node sehingga menurunkan respons ventrikel pada takikardi
supraventrikular dan atrial flutter atau fibrilasi.
· Atropin
sulfate, isoproterenol dan cardiac glicoside (digoxin/lanoxin): digunakan
sebagai terapi terhadap bradikardi melalui peningkatan konduksi SA node dan
AV node serta meningkatkan otomatisasi. Cardiac glicoside dapat diberikan
sebagai obat tunggal atau dikombinasi dengan obat antidisritmia lain untuk
mengurangi frekuensi vetrikular yang ada pada atrial takikardi atau flutter
atau fibrilasi yang tidak terkontrol.
e. Persiapan
atau bantu cardioversion (DC shock): digunakan untuk antrial fibrilasi atau
disritmi tertentu yang tidak stabil.
f. Bantu
mempertahankan fungsi atau insersi pacemaker
(temorer atau permanen)
g. Pasang
dan pertahankan IV line.
h. Periapkan
prosedur diagnostik atau pembedahan sesuai indikasi.
|
9 a.
Ketidakseimbangan elektrolit dan kadar digitalis darah memicu disritmia
membahayakan.
b. Meningkatankan suplai oksigen
jaringan.
c. Hipokalemia menurunkan
kontraktilitas miokard.
d. Terapi diritmia sesuai jenis
disritmia dan indikasi akan memperbaiki kontraktilitas jantung, serta
meningkatkan curah jantung dan perfusi jaringan.
e. Disritmia membahayakan harus
dihentikan segera dengan sikronisasi implus listrik miokard. Kardoversi akan
mengembalikan denyut jantung normal atau mengurangi gejala gagal jantung.
f. Pacemaker
membantu mengembalikan denyut jantung dalam batas normal.
g. Akses intravena untuk kondisi
darurat.
h. Prosedur diagnostik membantu
menegakkan diagnosis.
|
Risiko terhadap
ketidakefektifan penetalaksanaan aturan terapeutik berhubungan dengan
ketidakcukupan pengetahuan tentang program terapi, program aktivitas, serta
tanda dan gejala komplikasi.
Tujuan
Klien memahami tentang penyakit dan
penatalaksanaannya.
Kriteria
Hasil
1)
klien dapat menjelaskan pengertian,
penyebab, dan faktor pencetus disritmia.
2)
Klien dapat menjelaskan menfaat
pengobatan, efek terapi yang diharapakan, dan efek samping obat.
3)
Klien dapat menjelaskan kembali tujuan
dan alasan dilakukan prosedur pemasangan pacemaker,
dan mengkomunikasikan tanda kegagalan pacemaker
(jika terpasang pacemaker).
Intervensi
|
Rasional
|
1. Review
fungsi normal jantung dan konduksi elektrik jantung dengan bahasa yang mudah
dipahami klien.
|
1-10.
Pengajaran tentang fungsi jantung, dan program terapi dapat membantu klien
beradaptasi dengan perubahan pola aktivitas, diet, gaya hidup, dan
meningkatkan kualitas hidup pasien.
|
2. Beri
penjelasan tentang gangguan irama jantung tertentu, dan penentuan terapi
kepada klien dan keluarganya.
|
|
3. Identifikasi
efek lanjut atau komplikasi dari disritmia tertentu seperti ftigue
(kelemahan), edema, vertigo, dan perubahan status mental.
|
|
4. Berikan
dan dokumentasikan pembelajaran pengobatan klien mengenai mengapa obat
diberikan, bagaimana dan kaan obat diberikan, apa yang harus dilakukan jika
lupa terhadap diosis obat, efek samping atau kemungkinan reaksi
lanjut/interaksi dengan obat lain, alkohol atau tembakau, dan apabila harus
melaporkannya kedokter.
|
|
5. Anjurkan
melakukan latihan secara teratur dan hindari aktivitas berlebihan.
|
|
6. Identifikasi
gejala dan tanda yang timbul akibat aktivitas berlebihan seperti pening,
palpitasi, dispnea, berkunang-kunang, dan nyeri dada.
|
|
7. Tinjau
kembali diet individual mengenai pembatasan kalium dan kafein.
|
|
8. Berikan
informasi tertulis agar dibawa pulang dan digunakan bila kondisi klien
berubah.
|
|
9. Ajarkan
dan demonstrasikan teknik mengukur nadi sendiri. Ajarkan kepada
klien/keluarga untuk melakukan dan mencatat nadi sebelum minum obat atau
latihan dan mengenali tanda dan gejala yang memerlukan tindakan medis segera.
|
|
10.Review
tindakan pencegahan yang aman, teknik untuk mengevaluasi atau mepertahankan
fungsi pacemaker serta tanda dan
gejala yang membutuhkan intervensi medis.
|
ALGORITME
1
PENATALAKSANAAN VENTRIKULAR
FIBRILATION/ PULSELESS VETRIKULAR TACHYCARDIA
Kaji
ABC
Berteriak
meminta tolong
Mulai
bag-valve-mask-ventiation dan kompresi dada sampai defibrilator/monitor tiba
VF atau Pulseless
Ventricular Tachycardia
Lakukan
satu kali Precordial thump jika pingsan atau VF termonitor
DC
shock 200 Joule
DC
shock 200 Joule
DC
shock 200 Joule
VF
menetap / VT Sirkulasi kembali PEA Systole
tanpa
nadi spontan
lanjut
ke Algoritme 2 lanjut
ke
Algoritme 3
A B
A
B
Segera lakukan CPR Kaji
tanda vital
(5
kompresi : 1 ventilasi) Pertahankan jalan nafas
Pengobatan sesuai dengan tekanan darah,
Intubasi dan ventilasi denyut nadi dan irama
Pasang infus Rekam
12 lead ECG, rontgen toraks,
Epinephrine 1 mg (10ml of 1:10.000) per
Pemeriksaan
darah
IV atau epinephrine 2 mg via ETT
(jika
akses vena tidak dapat dilakukan) Stabilisasi
Masukan keruang CCU atau ICU
1
menit CPR secara teratur (5 kompresi:1 ventilasi)
DC
shock 360 Joule
DC shock 360 Joule
DC
shock 360 Joule
VF
Menetap/VT tanpa nadi
CPR
Pertahankan jalan nafas
Berikan
obat epinephrine, anti-arhythmic (lidocaine)
DC shock 360 Joule, 30-60 detik pasca
pemberian
obat-obatan sesuai dosis
Pola
harus: drug-shock, drug-shock
ALGORITME
2
MANAGEMENT OF ASYSTOLE
Kaji ABC
Teriak minta
tolong
Mulai
bag-valve-mask-ventilation dan kompresi dada sampai defibrilator/monitor datang
Asystole
Fine
VF excluded
Yes No
Start
CPR of 5 compression : 1 ventilation Chek
another monitor lead
Entubate
and ventilate Check ukuran EKG
Establish IV
access Stop
ventilation for a few
IV epinephrine
1mg (10ml of 1:10.000) atau seconds
to asses
Epinephrine 2 mg
via ETT
(if IV access is
not established)
IV atropine 0.6
mg (Atropine 1.2 mg ETT
If
IV access is not established)
3 minute of
sequences CPR of
5
compression : 1 ventilation
Contoh kasus:
Tn.A berusia 53 tahun, diamerasa cemas, takut,
sering pusing, dada terasa nyeri dengan skala 6, sesak nafas, mudah lelah,
jantung berdebar. Kemudian perawat segera melakukan pengkajian dan pemeriksaan
tanda-tanda vital. Dari hasil pengkajian diketahui sejak 20 tahun yang lalu Tn.
A mengkonsumsi rokok, minum alkohol, dan mengkonsumsi obat stimulan tanpa resep
dokter. Setelah dilakukan pemeriksaan TTV didapatkan hasil TD=160/100 mmHg,
denyut nadi tidak teratur, pernafasannya tidak teratur, kulit berwarna pucat,
edema dan terjadi iskemia miokard.
ANALISIS
DATA
Nama Pasien :
Tn. A
Umur :
53 Tahun
No. Register :
220402
DATA GAYUT
|
MASALAH
|
KEMUNGKINAN PENYEBAB
|
Data
S : pasien mengatakan dia merasa cemas, takut, sering pusing, dada terasa
nyeri dengan skala 6, sesak nafas, mudah lelah, dan jantung berdebar.
Data
O : TD =160/100 mmHg, P : tidak teratur, N : tidak teratur, kulit pucat, terjadi
edema, dan terjadi iskemia miokard.
|
Disritmia
|
Pola
hidup tidak sehat
TD=160/100
mmHg
Nyeri,
cemas, jantung berdebar, sesak nafas, pusing, mudah lelah
Disritmia
|
DAFTAR
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien :
Tn. A
Umur :
53 Tahun
No. Register :
220402
No
|
Tanggal Muncul
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tanggal Teratasi
|
Tanda Tangan
|
1.
|
30
April 2013
|
Gangguan
detak jantung yang berhubungan dengan disritmia yang ditandai dengan pasien
mengatakan merasa cemas, takut, sering pusing, dada terasa nyeri dengan skala
6, sesak nafas, mudah lelah, dan jantung berdebar, TD = 160/100 mmHg, P=
tidak teratur, N = tidak teratur,
kulit pucat, terjadi edema, dan terjadi iskemia miokard
|
|
|
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Pasien :
Tn. A
Umur :
53 Tahun
No. Register :
220402
No
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
TTD
|
1.
|
1.
Mengurangi
resiko tinggi penurunan curah berhubungan dengan gangguan elitriktikal;
penurunan kontraktilitas miokardial
|
1. Raba
nadi (radial, carotid, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi, keteraturan
amplitudo (penuh/kuat) dan simetris. Catat adanya pilsus alternan, nadi
bigeminal, atau deficit nadi.
2. Auskultasi
bunyi jantung, catat bfrekuensi, bunyi dan irama.
3. Demonstrasi/dorong
pasien yang pengaturan kontrol diri
4. Siapkan
dan lakukan resusitas jantung dan paru-paru.
5. Berikan
oksigen tambahan sesuai indikasi
6. Siapkan
untuk membantu/bantu penanaman otomayik kardioverter natau defibrilator
(AICD) bila diindisikasikan.
7. Selidiki
keluhan nyeri dada, perhatian awitan dan faktor pemberat dan penurun.
Perhatikan petunjuk nonverbal ketidaknyamanan.
8. Berkolaborasi
dalam memberikan obat-obatan sesuai indikasi nyeri.
9. Pantau
frekuensi jantung, TD, pernapas setelah aktifitas
|
1. Perbedaan
frekuensi, kesamaan dan keteraturan nadi menunjukkan efek gangguan curah
jantung pada sirkulasi sistematik/perifer.
2. Distridmia
khusus lebih mudah di kenali lewat pendengaran daripada palpasi.
3. Meningkatkan
partisipasi pasien dalan pengontrolan emosi dalam keadaan stres.
4. Terjadinya
distrimia yang mengancam hidup, memerlukan interfensi untuk mencegah
kerusakan iskemia/kematian
5. Meningkatkan
jum;ah sediaan oksigen untuk miokard, yang menurunkan iritabilitas yang di
sebabkan oleh hipoksia.
6. Alat
ini melalui pembedaan ditanam pada pasien dengan disritmia berulang yang
mengancam hidup meskipun di beri obat terapi secara hati-hati
7. Nyeri
secara khas terletak subtermal dan menyebar keleher dan punggung. Namun ini
berbeda dari iskemia infark miokard. Pada nyeri ini dapat memburuk pada
inspirasi dalam, gerakan atau berbaring dan hilang dengan duduk
tegak/membungkuk.
8. Untuk
menghilangkan nyeri dan respon inflasi
9. Membantu
menentukan derajat kompensasi jantung dan pulmol, penurunan TD, takikardi,
disritmia dan takipneu adalah indikator dari kerusakan toleransi terhadap
aktifitas.
|
|
TINDAKAN
KEPERAWATAN
Nama Pasien :
Tn. A
Umur :
53 Tahun
No. Register :
220402
No
|
No. Dx
|
Tgl/Jam
|
Tindakan
Keperawatan
|
Ttd
|
|
|
30 April 2013
09.00
09.15
09.45
09.55
10.00
|
Mengkaji nadi dan jatung pasien, beserta dengan keluhan
nyeri dada, perhatian awitan dan faktor pemberat dan penurun. Perhatikan
petunjuk nonverbal ketidaknyamanan.
Memberikan obat-obatan sesuai
advis dokter
Memberi pendidikan kesehatan tentang bagaiman cara
dan strategi mengontrol emosi dalam keadaan cemas, dll.
Memberi tabung oksigen tambahan
pada pasien.
Melakukan resusitas jantung dan
paru-paru.
|
EVALUASI
Nama Pasien :
Tn. A
Umur :
53 Tahun
No. Register :
220402
S:
Klien mengatakan sudah tidak merasa cemas dan takut, sedikitpusing, dada masihterasa
nyeri, masihsesak nafas,mudah lelah, dan jantung sedikitberdebar.
O:
TD = 140/90 mmHg, P : tidak teratur, N : tidak teratur, kulit pucat, terjadi
edema, dan terjadi iskemia miokard.
A:
Masalah keperawatan belum tercapai.
P:
Intervensi dilanjutkan.
|
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Disritmia adalah
gangguan irama jantung akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokard yang
pada akhirnya mengakibatkan gangguan irama, frekuensi,dan konduksi. Disritmia
diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama yaitu gangguan pembentukan impuls
(otomatisasi) dan penghantaran impuls(konduksi).
1) Gangguan
Dalam Pembentukan Impuls(Otomatisasi)
Dalam kondisi normal,
SA Node berperan sebagai pacemaker
utama jantung dalam menginisiasi impuls secara reguler antara 60-100 beat per
menit(bpm). Jika terjadi gangguan karena SA Node melepaskan impuls secara
abnormal atau karena suatu pacemaker
dari bagian lain (ectopic pacemaker)
lebih berperan dalam mengontrol denyut jantung, maka akan mengakibatkan
gangguan pembentukan impuls (Disturbances
in impulse Formation).
2) Gangguan
dalam Penghantaran Impuls (Konduksi)
Suatu
gangguan konduksi menunjukan adanya block/hambatan atau tertundanyan
penghantaran impuls jantung yang abnormal dari SA node,melalui bundle branch
kiri atau kanan ke sistem Purkinje ke ventrikel.Block dapat terjadi pada
beberapa titik sepanjang jalur sistem konduksi.
Daftar
Pustaka
Udjianti,
Wajan Juni. 2010. Keperawatan
Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika
asslmkm,,,ijin copy yaa,,, makasih ya... :)
BalasHapusterimakasih informasinya ya sangat membantu
BalasHapussilahkan kunjungi balik web saya di www.rohaminaherba.com dan www.muarafarma.com
Terimakasih, sangat bermanfaat
BalasHapusPlay Slots at MGM National Harbor | DRMCD
BalasHapusMGM National 남양주 출장마사지 Harbor, Maryland's premier gaming 여주 출장안마 and entertainment destination, features more than 영천 출장안마 2,100 slot 보령 출장안마 machines and 20 table games. Sign Up 전라남도 출장마사지 Today!